Senin, 05 Desember 2022

SAMUDRA-MU YAA RABB, BEGITU LUAR BIASA*


Oleh :  Hera Anggarawaty

*Pengindraan Samudra*

Saat  mendatangi pantai, pertama kali yang terdengar adalah suara ombak yang berdebur. Tinggi atau rendahnya suara deburan ombak ini tergantung tinggi dan rendahnya ombak yang terhempas di bibir pantai.  Suara deburan ini terus- menerus terdengar seiring banyaknya ombak yang terbentuk, akibat hembusan angin yang menyapu permukaan laut. Suara deburan ini ritmenya tetap, yang menjadi salah satu suara alam yang khas dan dominan di daerah pesisir. Dengan ritme yang tetap ini, maka tak terasa bising, sehingga menimbulkan sensasi ketenangan dalam diri.

 Suara deburan onbak dipadu suara angin yang menabuh dedaunan,semakin menambahkan sensasi rasa tertentu. Angin yang berhembus perlahan, menggerakkan dedaunan hingga memunculkan suara gemerisik. Angin yang agak kencang yang sesekali muncul , memunculkan suara tabuhan yang lebih keras. Namun juga tidak bising ataupun ribut.  Suara hembusan angin ini bagaikan simfoni alam yang saling mengisi dengan suara deburan ombak. Apalagi saat ditambah   suara burung yang juga sesekali terdengar, semakin melengkapi kemerduan suguhan simfoni alam  ini.

Paduan suara alam yang terdengar ini sungguh mengaggumkan. Manusia tidak mampu menciptakan paduan suara yang mengagumkan ini. Lalu siapa yang kuasa menciptakannya selain Allah Yang Maha Kuasa?

 Melangkah menuju bibir pantai, nampak laut yang luas seolah tak ada tepinya selain pantai tempat kita berdiri, dengan airnya yang sangat berlimpah- ruah. Jauh melepaskan pandangan ke  tengah laut, seolah laut bertemu dengan langit yang juga membentang luas di atasnya. 'Pertemuan' bentangan laut yang berwarna biru tua dengan bentangan langit yang juga berwarna biru cerah seolah membentuk garis yang lurus. 

 Permukaan air laut nampak rata. Keadaan air laut yang rata ini, menjadikan permukaan laut sebagai titik nol dalam mengukur ketinggian permukaan bumi ataupun untuk mengukur kedalaman permukaan bumi atau wilayah perairan. Seperti mengukur ketinggian suatu dataran di daratan, sehingga dikategorikan dataran tinggi atau dataran rendah. Juga untuk mengukur ketinggian  gunung dengan menyebut misalnya setinggi 3400m dpl (di atas permukaan laut), atau mengukur suatu kedalaman dengan menyebutnya kedalaman 300m dpl, yaitu di bawah permukaan laut.

Pada dasarnya air laut itu jernih, namun warna air laut yang terpancar dari permukaannya bergradasi sesuai dengan kedalaman laut.

Perbedaan warna laut  semakin jelas terlihat,manakala kita menaiki perahu menuju tengah laut.

 Warna air laut sebagai ujung gulungan ombak

 berwarna putih, disebabkan buih yang terbentuk. Kadang air laut sebagai ujung ombak yang mengurai di pantai ini, bercampur dengan warna pasir di pantai. Kadang pasirnya berwarna putih, krem atau coklat.

    Warna ait laut dekat pantai berwarna sesuai warna dasar lautnya dan biota yang terkandung dalam air laut tersebut. Di laut yang dangkal, dasar laut terlihat jelas karena airnya yang jernih. Semakin bertambah kedalaman lautnya, warna  air lautnya menjadi hijau. Lalu semakin ke tengah maka laut semakin dalam air laut menjadi toska atau hijau kebiruan. Semakin ke tengah laut, maka warna laut semakin biru bahkan biru dongker atau biru pekat, karena laut semakin dalam. Jika digambarkan dalam peta, maka kedalaman laut digambarkan dengan perbedaan warna lautnya. Semakin dalam laut,maka ditampilkan warna yang semakin tua.

Berada di tengah laut lepas, sejauh mata memandang nampak hamparan air yang luas, dengan volume yang sangat banyak.  Terasa diri manusia sangat lemah. Muncul berbagai kekhawatiran sesuatu yang terjadi, semisal khawatir perahu bocor dan tenggelam. Kemana tangan menggapai? Jika bisa berenangpun, tentu membutuhkan tenaga yang banyak, dan daya tahan yang kuat. Namun sekuat apa manusia? Kekuatan manusia sangat terbatas. Terasa sekali bahwa manusia sangat membutuhkan pertolongan Allah Swt.

Dari tengah laut memandang ke atas, nampak langit bagai cungkup raksasa yang melingkupi alam raya, dengan jumputan-jumputan awan putih beraneka bentuk dan beragam ukuran. Warna biru langit yang cerah berpadu jumputan awan putih yang disapu sinar matahari siang yang cerah, begitu menakjubkan.  

Saat meninggalkan daratan menuju tengah laut,  benda-benda di daratan terlihat semakin jauh semakin kecil. Juga terlihat paduan warna pasir pantai yang putih atau coklat berpadu dengan jumputan pepohonan yang berkumpul pada titik-titik tertentu. Kadang pepohonan nampak berbaris, membentuk lengkungan-lengkungan indah sesuai tinggi rendahnya pepohonan tersebut.

 Jika diibaratkan sebagai lukisan, maka panorama laut sungguh sebagai maha karya yang luar biasa. Gradasi warna laut, hijaunya daratan,dan bentangan langit cerah yang dihiasi jumputan awan putih dengan pancaran sinar matahari sungguh merupakan lukisan alam yang sangat menakjubkan. Mampukah manusia membuat goresan semisal dengan sapuan warna yang luar biasa ini? Nyatanya manusia  yang berada di tengah bentangan alam ini, sangat kecil dan lemah. Siapa yang mampu menyuguhkan panorama yang luar biasa ini selain Allah Yang Maha Indah?.

 Saat menyentuh pasir pantai, ada perbedaan antara pasir yang kering dengan pasir yang basah. Pasir yang kering terasa lembut, dan ringan, sehingga mudah terbang saat tertiup angin.  Sedangkan pasir yang basah  terasa lebih berat karena ada kadar air yang lebih banyak dan tidak mudah terbang tertiup angin. 

Jika melangkah di atas pasir pantai yang kering, alas kaki terasa melesak. Namun saat berjalan di atas pasir pantai yang basah tersapu ombak, maka lebih padat saat menginjaknya.

 Suhu udara pesisir yang panas, kadang membuat gerah dan badan lengket karena banyaknya keringat. Namun angin pantai yang berhembus, cukup menyegarkan di sela suhu udara pesisir yang panas. 

Saat menyentuh air laut, terasa air laut tak sedingin dan sesegar air tawar.Namun agak hangat, selaras suhu

udara di pesisir yang cenderung hangat atau panas.  Air laut juga  terasa licin di tangan, karena kadar garam yang terkandung di dalamnya.

Kadar garam ini juga menjadikan air laut  terasa asin, namun sungguh aneh dalam pandangan manusia, bahwa ait laut yang asin ini, tidak menjadikan ikan yang hidup di laut menjadi asin secara otomatis. Ikan laut tetaplah harus diberi garam jika akan dimasak. Olahan ikan asin yang ada, adalah salah satu teknik mengawetkan ikan dengan menggarami dan mengeringkannya.

 Kalau kita bandingkan dengan hasil kerja manusia,sungguh berbeda. Misalnya ketika kita memasak sop ikan, maka rasa dalam kuah akan meresap ke dalam ikan. Atau saat kita melarutkan garam pada air lalu merendam  tempe sebelum digoreng, maka air garam ini meresap pada tempe, dan tempe terasa asin. Dalam pemisalan ini, nampak jelas manusia tak bisa menetapkan agar air kuah tak meresap pada ikan yang disop atau tempe goreng., sangat berbeda dengan keadaan ikan yang hidup di air aut yang asin. Siapa yang yang kuasa menciptakan kadar ini? Hanya kuasa Allah. 

Air laut memiliki aroma yang khas, sekaligus merupakan aroma khas di  pantai  atau wilayah pesisir, yaitu seperti bau anyir atau amis. Namun bau amis atau bau anyir ini tidak pekat, sehingga tidak menimbulkan rasa mual. Pengunjung pantai yang belum terbiasa dengan aroma ini tidak merasakan mual, apalagi penduduk pesisir yang sudah akrab dengan aroma khas ini. Hal ini tak lepas dari penataan yang luar biasa atas efek aroma ini. Siapa yang mengkondisikan ini semua, selain Allah Yang Maha Sempurna? MaasyaAllah.Allahu Akbar.

 *Fakta Samudra yang Luar Biasa*

Samudra atau lautan yang dalam menyimpan berbagai fakta yang membuat kita takjub. Dalam Seri Buku Sains Qur'an Menakjubkan disebut kan, beberapa di antaranya :

1. Fenomena dua laut yang berbeda. Ada dua laut yang airnya berbeda namun tidak bercampur. Selat Gibraltar menjadi tempat pertemuan kedua laut itu, yakni Laut Mediterania dan Laut Atlantik. Kadar air laut dan kerapatan air dari laut Mediterania lebih tinggi daripada Laut Atlantik. Dari warnanya pun berbeda. Laut Atantik lebih biru dari laut Mediterania. Fenomena ini ada dalam surah Arrahman ayat 19-20.

مَرَجَ الْبَحْرَيْنِ يَلْتَقِيٰنِۙ


_Dia membiarkan dua laut mengalir yang (kemudian) keduanya bertemu_


بَيْنَهُمَا بَرْزَخٌ لَّا يَبْغِيٰنِۚ

_di antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing._


2. Sungai di bawah laut

Ilmuwan asal Perancis, Jacques Yves Cousteau melakjkan penelitian di dasar laut yang terletak di Cenota Angelita, Mexico. Dia terkejut ketika menemukan air tawar dan air asin bersisian, dan tidak bercampur. Penemuan ini sampai membuat dirinya takjub dan menyangka sedang berhalusinasi karena sedang menyelam di dasar laut, padahal sungai di dasar laut itu benar-benar nyata. 


Jauh sebelum ditemukan Al Qur'an telah menceritakan hal ini dalam QS. An Naml : 61.

_Bukankah Dia (Allah) yang telah menjadikan bumi sebagai tempat berdiam, yang menjadikan sungai-sungai di celah-celahnya, yang menjadikan gunung-gunung untuk (mengokohkan)nya dan yang menjadikan suatu pemisah antara dua laut? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Sebenarnya kebanyakan mereka tidak mengetahui._


3.Sungai yang mengalir di bawah laut dan sungai dengan pohon di tepinya. 

Seperti di darat, sungai di dasar laut juga mengalir. Maasya Allah. Air mengalir di dalam air laut. Juga seperti di daratan yang di tepi sungainya ada pohon, maka di lautpun ada fenomena ini. Bahkan di sekitar sungai bawah laut ini, ditemukan daun-daun yang berguguran. 


4. Di dasar laut terdapat gunung yang lebih tinggi dari Gunung Everest. 

Gunung Everest adalah gunung tertinggi di dunia (8.850 m dpl), hingga disebut 'atap dunia'. Namun ada gunung yang lebih tinggi dan berada di dasar laut, yaitu Gunung Mauna Kea di Kepulauan Hawaii. Dari permukaan laut tinggi gunung ini 4.207 m dpl, namun jika diukur dari bawah laut tempat gunung ini berada, tingginya lebih dari 10.000 m dpl


5.Gunung berapi di dasar laut. Gunung tertinggi di laut merupakan gunung non aktif, namun ada pula gunung yang masih aktif. Seperti Gunung Krakatau yang pernah beberapa kali meletus. Bahkan pernah meletus secara dahsyat tahun 1883.


6. Tekanan Laut bisa meremukkan tubuh manusia

Semakin dalam lautan semakin besar pula tekanannya. Tekanan laut yang mendekati dasar laut bukan main kuatnya. Mungkin kita masih ingat peristiwa meluncurnya kapal selam yang melebihi kapasitas jangkauan kedalamannya. 

Seorang penyelam yang berhasil menyelam di kedalaman tertentu akan merasa tubuhnya seperti diremukkan. Ketika sampai di darat, penyelam itu akan muntah darah, sebagai pertanda paru-parunya rusak karena tekanan laut dalam.Subhanallah. 

Banyak hal yang jika digali lebih jauh, muncul temuan-temuan yang mencengangkan. Maasya Allah. MaasyaAllah. Allahu Akbar. 

Manfaat Laut

Manfaat laut merupakan rizki yang luar biasa, yang Allah swt sediakan  untuk manusia. Dalam QS An Nahl disebutkan :

_Dialah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan daging yang segar (ikan) darinya, dan (dari lautan itu) kamu mengeluarkan perhiasan yang kamu pakai. Kamu (juga) melihat perahu berlayar padanya, dan agar kamu mencari sebagian karunia-Nya, dan agar kamu bersyukur._


Selain itu peneliti menemukan hampir 20 juta  ton emas ada di laut. Namun sulit menambangnya karena berada di dasar laut dan masih terbungkus batuan. Air laut juga mengandung kadar emas walau sangat rendah. 


Kita sering mendapati pernyataan untuk menjaga hutan tropis sebagai sumber oksigen untuk dunia, namun siapa sangka ternyata oksigen lebih banyak dihasilkan dari samudra. Sebanyak 50-80% oksigen dihasilkan dari laut, karena ada makhluk hidup yang menghasilkan oksigen di laut. Dia adalah fitoplankton yang berjuta-juta banyaknya, yang bisa menghasilkan oksigen dengan fotosintesis sebagaimana tumbuhan besar. 

Maasya Allah rancangan yang luar biasa ini begitu sempurna   Allah swt.  ciptakan. Keajaiban laut semestinya menjadi salah satu fakta yang membuat kita sadar akan kelemahan diri manusia sebagai makhluknya. Lalu sudah semestinya kita beriman dan bertakwa kepada Allah swt. Jangan tetap menafikan dan  membangkang  perintah dan laranganNya.  


Lautan yang dalam dan gelap dijadikan Allah sebagai perumpamaan orang yang kafir. Seperti dalam QS. An Nur 40.

_Atau (keadaan orang-orang kafir) seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh gelombang demi gelombang, di atasnya ada (lagi) awan gelap. Itulah gelap gulita yang berlapis-lapis. Apabila dia mengeluarkan tangannya hampir tidak dapat melihatnya. Barangsiapa tidak diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah, maka dia tidak mempunyai cahaya sedikit pun._


Naudzubillahi mindzalik. Wallahu'alam. 💖


*Guru dan oetu STP SD Khoiru Ummah Cimahi

*Latihan 9 Kelas Tafkir Batch 4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar