Pustakawan Menulis

Seseorang pernah mengatakan membaca ibarat mengisi sebuah teko dengan air.Jika teko tersebut telah penuh, maka air akan mengalir melalui mulut teko tersebut, tertuangkan pada wadah lainnya, misalnya pada sebuah gelas. Nah, air yang mengalir dari mulut teko tersebut adalah tulisan yang dihasilkan dari membaca. Jadi Pustakawan mestilah dapat menulis. Minimal menuliskan kembali apa yang pernah dibacanya. Maka, Pustakawan menulis bukanlah hal mustahil. Bakat hanya 1 % saja, 99%nya adalah berlatih.

Sabtu, 25 Juni 2016

Keliling Kampung

..Menjelang shubuh..
Menyiapkan aneka kit untuk hr ini. Kit masak, kit untuk antar sekolah anak, kit dakwah, tahsin kit dan kit sampingan untuk selling.

Btw tentang dakwah kit, jadi teringat persiapan beberapa hari lalu. Saat itu sedang merapikan leaflet Majelis Ta'lim Rindu Syariah untuk disebarkan bersama buletin Al Islam. Aa Mush'ab sulungku (4th 10 bulan) bertanya," Buat dibagi ke ibu-ibu, Ma?"

"Iya". Jawabku.
"Nanti waktu bagiinnya, Aa ikut ya?"Kata aa Mush'ab.
"Boleh". Jawabku.

Sore harinya sesudah menjemput Aa Mush'ab ngaji dari masjid, kami (saya, Aa Mush'ab dan Teteh najma (2th 9 bulan) berkeliling kampung, Namun hari yang agak mendung saat itu, menjadikan para ibu kampung kami lebih suka beristirahat di dalam rumah. Biasanya selalu saja ada yang beraktivitas di luar rumah.
Rupanya situasi ini juga teramati oleh sulungku, hingga dia berkata," Ibu-ibunya pada ga ada ya, Ma".
"Iya". "Ga apa-apa, besok kita jalan-jalan lagi," kataku. Sementara teteh Najma berlari-lari kecil mengikuti kami. Kadang berhenti sejenak untuk mengomentari bunga-bunga liar yang tumbuh di tepi jalan.

Baiklah upaya akan dilanjutkan besok pagi. Namun beberapa langkah menjelang sampai ke rumah kami kembali, mendekati sebuah belokan Aa Mush'ab sepertinya melihat sosok seorang ibu.
"Tuh, Ma ada ibu-ibu!" Seru Aa Mush'ab.
Aku sendiri belum melihatnya,karena aku berjalan di belakang bersama teteh Najma, sementara Aa Mush'ab selalu berlari mendahului langkah kami.
"Sst..tidak berteriak,"Bisikku menenangkan, sambil memberikan isyarat.
"Eh, tapi bukan ibu-ibu, itu nenek-nenek,"Kata Aa Mush'ab.
"Ya, ga apa-apa nenek-nenek juga, kan suka bersemangat juga,"kataku.

Tetapi sesudah akupun sampai pada belokan itu, ternyata salah seorang tetangga kami yang non muslim, dan kami tidak sempat berpapasan, karena arah yang berbeda.Biasanya kami saling melempar senyum dan saling menyapa.

Hari itu kami pulang untuk dilanjutkan keesokan harinya.

Lembah Andir, 12 Mei 2014

‪#‎selamat‬ memulai aktivitas...

Indah...Nikmat

Alhamdulillaah..hujan, semoga membawa berkah. Aamiin.

Hujan di lembah Andir ini serem-serem indah. Sebab seringnya di sini selalu diiringi atau diawali turunnya kabut tipis. Kadang kabut tebal juga hingga menjadi gelap. Lalu dingin menyergap perlahan.

Lihat suasananya kadang terasa seram,tetapi jika mengamati saat turunnya kabut tipis, perlahan, merayap dari sudut Barat Laut lembah ini hingga ke depan jendela rumah...indah. Apalagi jika memandanginya sambil duduk menikmati secangkir teh melati hangat, atau kopi mix panas, bisa juga susu murni yg baru dihangatkan,hm..nikmat.

Mau duduk di ruang tamu, atau di dapur, sama nyamannya jika pandangan diarahkan ke luar jendela.Hanya satu kata yang ada,indah.

Memandangi kabut dan hujan,merasakan dingin yg terusir perlahan oleh hangatnya sajian,hm..indah dan nikmat. Tak terasa gumaman syukur dan untaian doa dalam hati, menambah suasana menjadi sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata.

Lembah Andir, 14 Mei 2014

‪#‎pemanasanuntukmenulislagi‬

Jumat, 24 Juni 2016

Amar Ma'ruf Nahi Munkar

seringkali orang itu tak bisa membedakan antara
menjelekan dan mengingatkan
menghujat dan mensehati
memfitnah dan membuktikan kebobrokan

padahal sebagai sesama saudara muslim harus bersiap
berkata benar walau itu terasa pahit
beramar ma'ruf nahi mungkar ketika menemukan keburukan dan kesalahan
saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran

tentunya sesama muslim harus bersiap
berlapang dada ketika kekhilafannya diingatkan
mendengarkan ketika dinasehati
berlapangdada untuk menerima kesalahan ketika dibeberkan kesalahannya untuk diluruskan

jngan lantas menyalahkan sorban atau kerudung ketika saling mengingatkan
misal malu atuh sama sorban tebal dan kerudung lebar kalau saling menjelekan,

justeru malu dan tidak tampak kepedulian kalau membiarkan saudaranya celaka..

..katanya sesama muslim kok membiarkan saudaranya celaka, bukannya menolong?

buat apa berkerudung lebar atau bersorban tebal kalau tidak mengingat kepada kebenaran
buat apa berkerudung lebar atau bersorban tebal kalau tidak saling meluruskan.

ketahuiilah bahwa musuh Islam sangat menyukai penympangan2 yg dilakukan kaum muslimin, dengan tanpa ada yang mengingatkan.

bersatu itu dalam Aqidah Islam yg lurus
bersatu itu dalam Syariat islam yang benar

dan syarat penyatuan umat itu adalah saling mengingatkan dan menasehati walaupun itu pahit.

Lembang, 26 Februari 2014

Curhat Emak 1

Sakit gigi kalli ini terasa luar biasa...menjadikan badan ini ingin dibaringkan terus seharian.Berbaring, memejamkan mata merasakan sakit gigi yg terus berdenyut.

Tiba2 terasa ada sebuah gerakan menaiki pembaringan, dengan mata masih setengah terpejam aku melirik ke arah gerakan, ternyata putri kecilku teteh Najma (2,5 th) menghampiri. Tangan mungilnya meraih tangan kananku, lalu memeluk tanganku itu sambil berbaring di sebelah kananku. Lalu terdengar dari mulut mungilnya,"Ya Allah, sembuhkan emak!"

Ah, so sweet, dan serta merta mlulutku mengaminkannya, seraya mensyukuri betapa Allah telah mengkaruniakan rizki yang luar biasa, "Yaa Allah, terimakasih, emak sdh dikasih anak yg sholihah."Aku tersenyum ke arahnya, nampak wajahnya yg serius dengan mata yang menerawang ke langit2 kamar...lucu sekali.

Lembang, 2 maret 2014

Selasa, 14 Juni 2016

SABDA RASULULLAH

Akan ada masa kaum muslimin begitu banyaknya
namun seperti buih di lautan
tak punya daya
ke arah manapun ombak bergelombang
buih tertatih mengikuti

Akan ada masa kaum muslimin begitu banyaknya
namun seperti hidangan
diperebutkan oleh pihak-pihak yang lapar kekuasaan
pasrah disantap

ketika kaum muslimin seperti buih
opini dibalik oleh otak-otak yang terbalik
kaum muslimin, mayoritas yang dikerdilkan
otak-otak terbalik mengoceh dan menindak jumawa

ketika kaum muslimin menjadi hidangan
syariah dihantam
syariah diserang
kaum muslimin, dikungkung dan dikurung
dalam jeruji HAM yang ambigu dan kelu

wahai kaum musllimin
buka mata kalian
bangunlah
bangkitlah
jangan biarkan tirani mengunci jati diri
jangan biarkan ide busuk Liberalisme menusuk

wahai kaum muslimin
sambutlah perkataan Rasul selanjutnya
"...kemudian khilafah akan terjadi lagi di atas manhaj kenabian."

Khilafah, menerapkan syariahNya secara kaaffah
membungkam ocehan otak-otak yang terbalik
mengubur kebusukan HAM , sekularisme, liberalisme dan isme busuk lainnya

Khilafah,mengagungkan namaNya
memuliakan manusia
menyejahterakan umat manusia.

wahai kaum muslimin,
bersegeralah menyambut seruan Allah
dengan menegakkan khilafah
jadilah pejuangnya
Allahu Akbar

Cijerah,15062016
01.27
oleh Hera Anggarawaty

‪#‎muslimahMenulis‬
‪#‎MenulisItuBerbagi‬
‪#‎30HPNB‬

tayang jg di fb