Sore lalu
Ku berbincang denganmu
Kunikmati jernih dan lantang suaramu
Tak seringkih sosokmu
Kedua bola matamu bisa saja tak berfungsi
Tetapi pikirmu setajam belati
Bilah tajamnya mengupas setiap masalah hingga tuntas
Menguliti setiap kerikil masalah negeri ini
Kau bilang aku baru tahu
Tapi ku bilang kau banyak tahu
Kau bilang maka pasti masih banyak yang belum aku tahu
Aku bilang kau mulai banyak tahu
Perbincangan sore
Tentang alam, Tuhan dan manusia
Kau bertanya mengapa penyimpangan seolah kebiasaan?
Korupsi menjadi tradisi
Pergaulan bebas tanpa batas
Homo lesbi semakin menjadi
Harta menjadi Tuhan
Aturan hidup dibuat sendiri
Seolah hidup milik sendiri
Kau bertanya apakah orang miskin dilarang sekolah?
Ilmu seolah barang mewah
Sebagian mengantri HP mewah keluaran terbaru
Sebagian lagi mengais-ngais sampah dengan hati membiru pilu
Kau bertanya lagi, apakah generasi tak boleh bergizi?
Kau heran sendiri,
masa sih itu terjadi?
Tapi fakta menjadi bukti.
Susu, lauk pauk, hapus saja dengan nasi aking
Pengungsi lumpur Lapindo mengubah nasi keras sumbangan menjadi kerupuk
Jadilah nasi berlauk kerupuk nasi
Cukup itu saja. Maka begitulah kualitas generasi
Perbincangan sore hari
Menjadi pembuka mata hati
Untuk sahabatku : Nuri. Bandung, 03072007 Suatu sore di Lembaga pendidikan Tuna Netra Wyata Guna.
Oleh Hera Anggarawaty
Oleh Hera Anggarawaty
Tidak ada komentar:
Posting Komentar