Rabu, 13 Februari 2013

DIGITALISASI PERPUSTAKAAN DEPARTEMEN BIOLOGI MENUJU KETERJANGKAUAN INFORMASI BAGI PENGGUNA

Dimuat di WARTA : Majalah Dep.Biologi FMIPA ITB

Nomor 16, 20 Nopember 2001


oleh :

Hera Anggarawaty

Perpustakaan Departemen Biologi

FMIPA-ITB, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132

 

Bukan hal yang berlebihan jika dikatakan bahwa informasi merupakan salah satu kebutuhan yang termasuk penting dalam kehidupan kita. Laju perkembangan informasi sendiri ditentukan oleh dua hal, yaitu pengelolaan yang baik dan kegiatan tukar-menukar informasi. Kita seringkali mendengar bahwa perpustakaan adalah  tempat untuk mendapatkan informasi dalam  berbagai macam bentuk media, dapat berupa tercetak misalnya buku, jurnal, reprint, dan sebagainya; bahkan dalam bentuk elektronik seperti audio ataupun audio visual. Tidak hanya disimpan begitu saja, informasi itupun diolah sedemikian rupa agar mudah dalam menyimpan dan menemukannya kembali pada saat dibutuhkan.
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, internet dan elektronika,  ternyata perpustakaan tidak lagi hanya berupa ruangan yang di dalamnya tersimpan sekian judul buku, tetapi kini ada yang disebut sebagai Digital Library, atau Perpustakaan Digital. Menurut Wawang S. Sukarya (2001), perpustakaan digital adalah sebuah sistem yang memiliki berbagai pelayanan dan obyek informasi yang mendukung pemakai yang menggunakan informasi tersebut melalui perangkat digital atau elektronik. Obyek informasi dapat berupa ketersediaan yang langsung, misalnya dalam bentuk elektronik, atau tidak langsung yaitu masih berupa buku, namun dalam menata datanya sudah dalam format elektronik .
Ganesha Digital Library (GDL) ITB merupakan salah satu perintis perpustakaan digital di Bandung, bahkan mungkin di Indonesia yang telah diluncurkan di Bandung pada tanggal 3 Oktober 2000. GDL ITB dikembangkan oleh KMRG (Knowledge Management Research Group), CNRG (Computer Network Research Group) dan Perpustakaan Pusat ITB.   Perpustakaan digital tidak memerlukan ruangan yang besar sebagaimana halnya perpustakaan konvensional. Menurut Ismail Fahmi, ketua KMRG, sebuah komputer  pribadi (PC) atau bahkan sebuah laptop dapat dijadikan perpustakaan digital.

Perpustakaan Digital dan Tukar-menukar Informasi
            Telah diketahui secara umum bahwa di dalam perpustakaan sekian judul buku tidak ditumpuk begitu saja, tetapi diatur sedemikian rupa. Biasanya dikelompokkan menurut bidang tertentu, dengan sistem penomoran tertentu. Koleksi perpustakaan tersebut selain koleksi referen yang tidak dapat dipinjamkan, adapula yang dapat dipinjamkan kepada pengguna. Dengan adanya pelayanan peminjaman buku, maka penyebaran informasi pun terjadi. Hanya saja penyebaran informasi ini masih dalam lingkup yang sangat terbatas, karena seringkali tidak setiap orang terutama yang berasal dari luar instansi tempat perpustakaan tersebut bernaung, mendapat kesempatan yang sama untuk meminjam. Jika informasi yang dibutuhkan terletak di kota lain, waktu dan biayapun menjadi salah satu faktor yang menghambat.
Di dunia ini, tidak ada satupun perpustakaan yang sangat lengkap koleksinya, maka kerjasama antar perpustakaan atau terbentuknya suatu jaringan informasi merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat diabaikan.  Mengenai kerjasama antar perpustakaan, terdapat suatu pelayanan interlibrary loans, yaitu peminjaman antar perpustakaan sebagai salah satu wujud kerjasama antar perpustakaan. Dengan interlibrary loans ini kebutuhan informasi seorang pengguna dari suatu perpustakaan A dapat terpenuhi, walaupun informasi yang dibutuhkannya tidak dimiliki oleh perpustakaan tersebut. Dengan adanya layanan tersebut, perpustakaan A dapat meminjam koleksi yang dimaksud ke perpustakaan B.
Bentuk kerjasama perpustakaan lainnya misalnya kerjasama dalam pengadaan koleksi. Kerjasama ini merupakan jalan keluar bagi perpustakaan yang mempunyai dana yang sangat minim untuk pengembangan koleksi perpustakaannya. Ada pula kerjasama pengolahan, kerjasama  penyediaan fasilitas, kerjasama penyusunan katalog induk dan sebagainya.
Adapun mengenai jaringan informasi, ternyata pada 20 tahun silam, yaitu tepatnya pada tanggal 22-24  Juli 1971 di Bandung telah diselenggarakan suatu workshop yang berjudul “Workshop jaringan dokumentasi dan informasi ilmiah untuk Indonesia”. Dalam workshop itu diputuskan perlu adanya sistem jaringan informasi (Information Network) dan dokumentasi ilmiah. Keputusan lainnya adalah ditunjuknya Pusat Dokumentasi Ilmiah Nasional (PDIN-LIPI) sebagai pusat informasi dan dokumentasi bidang ilmu pengetahuan teknologi (Basuki,1991; Sudarsono, 2001).
Menurut Sulistyo Basuki (1991), jaringan Informasi adalah suatu sistem terpadu dari badan-badan yang bergerak dalam bidang pengolahan informasi, seperti perpustakaan, pusat dokumentasi, pusat analisis informasi, dan pusat informasi dengan tujuan menyediakan pemasukan data yang relevan tanpa memperhatikan bentuk maupun asal data untuk keperluan masyarakat pemakai.
Dengan merujuk pada definisi jaringan informasi, maka perpustakaan digital memiliki peluang untuk pengembangan jaringan informasi yang relatif lebih baik dari jaringan informasi yang pernah ada sebelumnya. Selain itu, dengan perpustakaan digital dapat lebih memungkinkan terwujudnya kerjasama antar perpustakaan secara lebih luas. Bahkan dengan perpustakaan digital siapapun dari tempat manapun akan dapat lebih mudah untuk mengetahui koleksi yang dimiliki oleh suatu perpustakaan yang jauh dari jangkauan tempat tinggalnya.  Adapun dengan terbentuknya jaringan kerjasama antar perpustakaan digital akan lebih memungkinkan lagi terwujudnya penyebaran  dan pemanfaatan informasi secara lebih luas, yang pada gilirannya akan mempengaruhi laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada suatu masyarakat.

GDL Network dan IndonesiaDLN
            Baru-baru ini tepatnya pada tanggal 6 Juni 2001 yang lalu di Bandung, telah diluncurkan jaringan perpustakaan digital nasional yang bernama Indonesia Digital Library Network (IndonesiaDLN), dengan Ganesha Digital Library (GDL) Network sebagai salah satu sub jaringannya. IndonesiaDLN merupakan suatu sarana tukar menukar ilmu pengetahuan, yang meliputi berbagai instansi; berbagai tingkat pendidikan dari mulai play group sampai perguruan tinggi; berbagai lembaga penelitian, dan sebagainya. Pembentukan jaringan informasi ini didasari pada filosofi saling berbagi ilmu pengetahuan untuk seluruh umat manusia. Salah satu hal yang menarik dari IndonesiaDLN adalah  jaringan ini tidak terbatas pada gabungan lembaga atau institusi saja, tetapi secara individu pun dapat bergabung pada jaringan ini, bahkan warnet pun dapat bergabung.
            GDL Network sebagai sub jaringan IndonesiaDLN terdiri atas server-server perpustakaan digital yang menggunakan perangkat lunak GDL.  Perangkat lunak GDL ini merupakan perangkat lunak perpustakaan digital berbasis web pertama di Indonesia yang didistribusikan sebagai open-source dan free-software bersyarat (Fahmi, 2001). Dengan kata lain, perangkat lunak  ini dapat digunakan oleh siapapun secara gratis (tidak dikenakan biaya pembelian), dengan syarat yang bersangkutan sepakat untuk berbagi ilmu pengetahuan yang dikelolanya dengan menggunakan  perangkat lunak GDL, kepada seluruh bangsa Indonesia melalui jaringan IndonesiaDLN.
            Perangkat lunak  GDL dikemas dalam tiga edisi, yang memungkinkan suatu institusi, individu, ataupun warnet dapat tergabung dalam GDL Network. GDL institution edition merupakan perpustakaan digital untuk organisasi atau institusi, seperti perguruan tinggi, lembaga riset, LSM, pemerintahan, bisnis dan lain-lain. Di dalamnya dikelola ilmu pengetahuan  yang dimiliki oleh anggota institusi yang bersangkutan.
            GDL personal edition  ditujukan bagi individu yang memiliki koleksi informasi yang cukup banyak, baik hasil karyanya sendiri maupun koleksi dari berbagai sumber, sedangkan GDL warnet edition membawa misi untuk menjadikan warnet (warung internet) sebagai perpustakaan digital yang akan mendekatkan informasi kepada masyarakat di sekitarnya.

Digitalisasi Perpustakaan Biologi FMIPA-ITB
            Setelah mengikuti serangkaian seminar mengenai perpustakaan digital yang diselenggarakan oleh perpustakaan pusat ITB sejak tahun 1999 sampai akhirnya Perpustakaan Pusat ITB bersama KMRG dan CNRG meluncurkan GDL (th. 2000) dan IndonesiaDLN (th.2001), memunculkan usulan agar perpustakaan Departemen Biologi dapat menjadi bagian dari GDL Network sekaligus juga bagian dari IndonesiaDLN.
            Usulan ini didasari pada pertimbangan bahwa Perpustakaan Biologi FMIPA-ITB merupakan salah satu perpustakaan di lingkungan ITB yang keberadaannya sangat penting artinya tidak hanya bagi civitas academica di lingkungan Departemen Biologi saja, tetapi juga dengan departemen terkait lainnya. Sebagai contoh pengguna lain di luar civitas academica Departemen Biologi cukup banyak, dan sering memanfaatkan koleksi perpustakaan Departemen Biologi.
            Dengan digitalisasi, pengguna di luar Departemen Biologi dapat mengetahui koleksi yang dimiliki oleh Perpustakaan Biologi tanpa harus mendatangi perpustakaan, sehingga pengunjung perpustakaan Biologi akan semakin terseleksi. Karena kadang-kadang pengunjung Perpustakaan Biologi melebihi kapasitas ruangan yang tersedia.
            Pertimbangan lain adalah koleksi skripsi S1, tesis S2, dan disertasi S3, terutama lebih banyak berada di perpustakaan departemen dibandingkan di perpustakaan pusat. Selain itu, hasil-hasil penelitian yang telah menghabiskan biaya yang tidak sedikit itupun kurang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas, karena upaya untuk mempublikasikannya masih kurang. Dengan demikian, perpustakaan digital dapat menjadi salah satu alternatif untuk mempublikasikan hasil-hasil penelitian tersebut.
            Sehingga merupakan satu hal yang wajar apabila perpustakaan Departemen Biologi tergabung dalam GDL Network, karena selain pertimbagan-pertimbangan di atas, perpustakaan Departemen Biologi juga merupakan salah satu perpustakaan departemen di lingkungan ITB yang secara tidak langsung menginduk  ke Perpustakaan Pusat ITB. Salah satu fungsi perpustakaan pusat adalah membina perpustakaan-perpustakaan departemen yang dilingkupinya, walaupun semua kebijakan dikembalikan lagi kepada pimpinan masing-masing departemen dan sivitas akademika-nya.*

Pustaka:
1.Basuki, S. 1991 Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

2. Fahmi, I. 2001. Pendayagunaan Digital Library Network untuk Mendukung Riset Nasional. Makalah yang disampaikan pada acara Sosialisasi GDL Network di Departemen Biologi FMIPA-ITB,

3.----------------. 2000. Peluncuran Ganesha Digital Library ITB : Pers Release. Bandung, 2 Oktober.

4. Sudarsono,B. 2000. Beberapa catatan bagi pembangunan Indonesia Digital Library Network (IDLN). Makalah Seminar Internasional Jaringan Perpustakaan Digital di Bandung, 2 Oktober.

5. Sukarya, W.S. 2001. Pengembangan Perpustakaan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung. Makalah Seminar Internasional Jaringan Perpustakaan Digital di Bandung, 6-7 Juni.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar