Selasa, 05 Juni 2012

Di muat di  Harian Republika :

Rabu, 30 Oktober 2002
Julukan
Oleh : Hera Anggarawaty

Di awal penyebaran Islam, perjalanan dakwah Rasulullah saw menghadapi berbagai kendala. Pernah Rasulullah disiram kotoran binatang ketika tengah berdakwah kepada sekelompok orang di dekat Kakbah. Sementara itu, sumpah serapah yang didapati oleh Rasulullah sudah bukan hal yang aneh lagi. Tidak hanya kepada Rasulullah, hal yang sama dialami para pengikutnya. Tidak sekadar kata-kata, mereka menerima penganiayaan secara fisik.

Suatu ketika para pemimpin kaum kafir Quraisy berkumpul untuk mendiskusikan  julukan apa yang layak disandangkan kepada Rasulullah, agar orang-orang Madinah yang akan pergi berhaji ke Mekkah tidak terpengaruh oleh dakwah, masuk Islam. Ada yang mengusulkan agar Nabi Muhammad dijuluki sebagai dukun, namun tidak disepakati karena penampilan Nabi Muhammad tidak tampak sebagai seorang dukun. Yang lainnya mengusulkan agar Nabi Muhammad disebut orang gila saja karena apa yang disampaikan oleh Nabi Muhammad dianggap sebagai pemikiran yang ''gila'' bagi mereka karena telah mengacaukan tatanan
kehidupan mereka yang jahiliah. Julukan inipun tidak disepakati karena Muhammad tidak tampak seperti orang gila.

Mereka terus berpikir keras agar dapat memberi julukan yang tepat untuk Nabi Muhammad dalam rangka menghambat dakwah yang dilakukan beliau. Kemudian muncul usulan agar Nabi Muhammad digelari sebagai tukang sihir. Kembali, mereka kurang sepakat karena Nabi Muhammad tidak tampak sebagai tukang sihir. Saking bingungnya, walaupun dirasa masih belum tepat, mereka memutuskan untuk menjuluki Nabi Muhammad sebagai tukang sihir. Setelah sepakat, mereka kemudian mengampanyekan itu ke seluruh kabilah-kabilah yang datang ke Mekkah bahwa Muhammad adalah seorang tukang sihir yang harus dijauhi karena kata-kata yang diucapkannya akan menyihir mereka.

Dengan julukan itu kafir Quraisy berharap agar dakwah Rasulullah terhambat dan bahkan mati sama sekali. Akan tetapi, atas kehendak dan janji dari Allah SWT dakwah Islam bukannya mati, tetapi bersinar dengan lebih benderang. Pada masa berikutnya malah mampu menyinari hampir setengah dunia dan memunculkan
peradaban yang tinggi, sehingga muncul sebagai adidaya yang disegani.

Kini julukan negatif pun menimpa umat Islam. Sebut saja ekstremis, fundamentalis, bahkan teroris. Bukan tidak mungkin ini dimaksudkan untuk menghalangi dakwah Islam. Menghadapi ini kita tidak boleh gentar. ''Mareka berkehendak memadamkan cahaya [agama] Allah dengan mulut [ucapan-ucapan] mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang kafir tidak menyukai. (QS At-Taubah: 32). Wallahu'alam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar