Senin, 26 Maret 2018

Catatan emak (1) : //BEDA SUDUT PANDANG//


Oleh : Hera Angarawaty

Aa  (kelas 3 SD) diberi tugas untuk mencari sejarah  peristiwa Bandung Lautan Api. Pada hari yang sama saat penugasan,Aa sudah minta tolong kami untuk bersama mencari via google. Hanya saja kami, agak riskan jika gogling bareng Aa, khawatir ada berita lain atau gambar lain yang nongol, yang jauh dari target. Mengerti kan maksud saya. Akhirnya kami menjanjikan untuk membantu mencarikan.

Singkat cerita ayahnya sudah menemukan salah satu sumber tentang Bandung Lautan Api.Disave dan bersiap untuk diprint. Karena printer di rumah tak bisa digunakan, maka kami perlu untuk mencetaknya di salah satu tempat fotokopi terdekat, dengan tempat tinggal kami.  Akan tetapi, kami sempat terlupa, hingga Aa telat mengumpulkan tugasnya ini. Kabar dari Aa, pengumpulan tugasnya tidak diterima karena terlambat dari waktu yang ditentukan.

"Sudahlah, lain kali Aa catat tugasnya supaya ingat," kataku saat itu.

Tugas yang sudah diprin dan sempat dibaca pada malam sebelum hari Ujian Tengah Semester sekitar sepuluh hari lalu, tergeletak di meja. Hal ini menjadi daya tarik bagi ceuceu (6,5 th) yang baru bisa membaca.

Biasa kan, kalau anak sedang belajar membaca, apalagi saat baru bisa membaca, segala yang terlihat pasti dibaca. Begitu juga ceuceu. Hampir sama saat Aa juga dulu, baru bisa membaca.

Biasanya yang membuat tertarik untuk dibaca adalah tulisan- tulisan pendek dan berhuruf ukuran besar. Semisal tulisan judul, merk di kemasan, tulisan di baju dan lain-lain.

Amazing! Walau ceuceu sudah menyukai buku sejak belum bisa membaca, dan sering membaca sendiri buku-buku home library kami, dengan caranya (baca : menceritakan gambar), Ceuceu ternyata tertarik untuk membaca tugas Aa tentang Bandung Lautan Api. Padahal tulisannya cukup banyak untuk satu halaman A4, dengan ukuran font yang umum untuk sebuah naskah.

Sambil menyetrika, aku perhayikan rerus ceuceu. Awalnya ceuceu membaca dengan suara cukup nyaring, dan agak terbata. Sekira satu alinea dia baca. Selanjutnya dia membaca tanpa suara. Anteng. Saya perhatikan ada sekitar 1 halaman, dia tuntaskan membaca. Lalu melihat-lihat ilustrasi yang ada pada tugas tersebut. Di antaranya gambar tugu Bandung Lautan Api di Lapang Tegalega, ilustrasi Bandung saat dibakar, dan kumpulan orang yang berduyun hendak mengungsi.

"Kasian ya,Mak. Ini ada anak kecil ikut ngungsi," kata ceuceu

"Jadi sedih, " lanjutnya lagi.

"Iya, kan semua harus mengungsi, karena Bandung mau dibakar," kataku

"Saat ini, yang lagi mengungsi tuh, anak-anak Suriah, Palestina, dan banyak lagi, Ceu,' lanjutku.

" Kenapa?" Tanya Ceuceu.

"Kan, ada serangan dari musuh kaum muslimin, "kataku.
                                                               
" Oh iya,ya, orang palestina diserang sama Israel." Katanya lagi

Obrolan terputus, saat ade Rumaysha meminta sesuatu.

***

Saat Aa pulang sekolah, aku ceritakan obrolan dengan ceuceu tadi pagi kepada Aa.Aa lurus saja. Ekspresinya biasa.

"Kalo Aa, sedih kayak ceuceu ga? Da, Ceuceu mah merasa sedih lihat gambar Bandung Lautan Api.'' Tanyaku ingin tahu perasaannya. Ingin tahu pendapatnya.

" Ngga ah. Aa mah ngga sedih. Seneng malah." Masih dengan ekspresi lurus.

Wah, kenapa ini? Kok malah seneng. Aku heran dan penasaran.

"Seneng gimana, A?" Aku benar-benar ingin tahu.

"Iya, seneng atuh. Kan supaya Belanda ga bisa bikin markas di Bandung." Jelas Aa, sambil membuka kembali lembaran tugasnya itu.

"Oh, begitu.Wah, kalo cita-citanya jadi tentara mah, begitu pendapatnya ya. Hebat Aa.' Kataku lega.

Aa yang bercita-cita jadi tentara yang hafiz Qur'an tersenyum. Kami saling tersenyum.

Ternyata ceuceu yang bercita-cita jadi gurunya dokter dan hafiz Qur'an berbeda sudut pandang dengan Aa yang bercita-cita jadi tentara yang hafiz Qur'an. Insya Allah.Semoga cita-cita kalian tercapai mutiara-mutiaraku. Semoga kalian menjadi mutiara-mutiara umat, penjaga Islam yang terpercaya.Aamiin.

Cemara Seasson , 12032018
-HA-

#AkademiMenulisKreatif
#PenulisBelaIslam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar