Pustakawan Menulis
Seseorang pernah mengatakan membaca ibarat mengisi sebuah teko dengan air.Jika teko tersebut telah penuh, maka air akan mengalir melalui mulut teko tersebut, tertuangkan pada wadah lainnya, misalnya pada sebuah gelas. Nah, air yang mengalir dari mulut teko tersebut adalah tulisan yang dihasilkan dari membaca. Jadi Pustakawan mestilah dapat menulis. Minimal menuliskan kembali apa yang pernah dibacanya. Maka, Pustakawan menulis bukanlah hal mustahil. Bakat hanya 1 % saja, 99%nya adalah berlatih.
Kamis, 12 Desember 2024
RABI'UL AWAL
LARUT
LURUH
Seiring kian tenggelamnya lingkar bercahaya
Sang mikrokosmos semakin nampak sebagai makhluk tak berdaya
Bagai setitik debu di tengah padang pasir luas
Sudah selayaknya hanya tersungkur sujud kepadaNya
Menghiba Rahman RahiimNya
Karena kita berada dalam genggamanNya
Merunduk
Luruh
Seluruh
Cimahi,25052024
Kamis, 15 Desember 2022
HUJAN DAN WANGI ROTI BAKAR
Puisi
🌼Hera Anggarawaty
Hujan dengan rintiknya yang tak begitu besar turun sejak Ashar.
Dinginnya mengundang lambung menjerit minta diisi
Namun periuk tak berpenghuni
Bahan mentah tak ada
Uang sudah beberapa hari meninggalkan dompet yang lepet
Si ibu punya atm
Namun saat ditengok,
Tertera di layar atm " Maaf , saldo anda tidak mencukupi. " 😅
Hujan dengan rintiknya yang tak begitu besar
Masih belum berhenti hingga maghrib menjelang isya
Sepiring nasi berempat berhasil menangkal beberapa saat
Hingga kembali berbisik untuk diisi ulang
Ujian kecil datang
Saat semilir angin menghantar wangi roti bakar
Dari penjual di pinggir jalan
Hujan, lapar dan sepotong roti bakar
Bersanding cocok sekali
Namun akhirnya hanya menelan ludah
Lalu dihantar seteguk air putih hangat
Seiring berlaksa doa dilangitkan dalam hati
🌸Hera Anggarawaty
Cimahi Selatan, 15122022
*dompet lepet =dompet yg kosong
Rabu, 07 Desember 2022
JADILAH MANUSIA BERKUALITAS LUAR BIASA *
Puisi renungan
Oleh : Hera Anggarawaty
Dalam jenak waktu yang telah kau lewati, apakah yang terfikir tentang dirimu?
Begitu mudahnya kau mengagumi keahlian seorang pelukis, tatkala memandang lukisan yang indah
Lantas menunjuk dirimu tak mampu membuatnya
Betapa mudahnya mengagumi makanan yang lezat di lidahmu
Memuji kokinya
Lantas merasakan diri tak bisa membuat hidangan lezat serupa
Namun, pernahkan kau mendapati suatu keajaiban yang luar biasa dalam dirimu?
Lantas kau mengagumi fakta yang luar biasa itu dengan serentak?
Nyatanya tidak bukan?
Barangkali kau tersibukkan dengan asumsi kesempurnaan diri di mata manusia
Saat kecantikan adalah kulit putih dengan hidung mancung sempurna?
Saat kecantikan adalah tubuh langsing menawan?
Sehingga saat hal tersebut tidak kau dapati pada dirimu,
lantas tak terpikir sedikitpun suatu kenyataan luar biasa yang terjadi pada dirimu, wahai manusia?
Wahai diri
Sesungguhnya ada fenomena luar biasa pada kejadianmu sebagai manusia
Kau berasal tak lebih dari air yang hina lagi menjijikan
Yang terpancar dari tulang rusuk laki-laki dan tulang dada perempuan.
Kau berasal dari saripati tanah
Sesuatu yang sehari-harinya kau injak dan kotor
Namun, wahai diri..
Perhatikanlah..
Dari air yang hina dan menjijikan itu
Dari saripati tanah itu
Allah telah menunjukkan proses perubahan yang luar biasa
Allah menjadikannya segumpal darah
Lalu mengubahnya menjadi segumpal daging
Lalu Allah memproses selanjutnya menjadi tulang belulang
Lantas tulang belulang itu dibalut dengan daging
Selanjutnya dibentuk organ-organ tubuh yang rumit dan sistemik dengan fungsinya masing-masing.
Allah menjadikannya berjenis kelamin laki-laki atau perempuan
Lalu Allah meniupkan ruh
Hingga kau hidup dengan sebaik-baik bentuk yang indah dan sempurna dibandingkan makhluk ciptaan Allah yang lain.
Lahir dengan kasih sayangNya
Tumbuh dan berkembang dengan rizki yang dilimpahkanNya
Wahai diri
Lihat dan amatilah proses itu
Mampukan kau melakukannya?
Apakah kau menyadari luar biasanya proses itu?
Apakah muncul dalam dirimu rasa kagum pada Penciptamu?
Jika belum
Bertobatlah wahai diri
Sadarilah bahwa dalam proses luar biasa itu, Allah swt pun menganugrahkan akal
Dengan akal itu, menjadi pembeda yang luar biasa dari makhluk lainnya
Wahai diri,
Dengan akal, kau diberi kemampuan berfikir
Sehingga kau bisa menangkap segala tanda keberadaan Sang Pencipta
Wahai diri
Gunakan akalmu untuk memikirkan segala ciptaan Tuhanmu
Karena Allah memerintahkanmu untuk menggunakan akalmu untuk berfikir
Wahai diri
Latih dan latih terus proses berfikirmu
Namun ingat, proses berfikirmu harus berada dalam bimbingan wahyu Tuhanmu
Agar kau dapat berfikir dengan lurus dan benar
Wahai diri
Kini kau telah menemukan kekaguman atas proses penciptaanmu yang luar biasa?
Betapa semua proses itu tak mampu kau lakukan
Tak mampu kau buat hal serupa
Maka, wahai diri
Bersyukurlah akan penemuan proses yang luar biasa ini
Wujudkan rasa syukurmu dengan menggenggam erat keimanan pada Khalikmu
Tampakkan dengan ketundukkan pada aturan dari RabbMu
Tunjukkan dengan ketaatan yang kuat pada Allah Al Mudabbir
Lakukan sekecil apapun yang mampu kau lakukan untuk menyebarkan risalahNya
Wahai diri
Engkau telah diciptakan dengan proses yang luar biasa
Jadilah manusia yang berkualitas luar biasa dalam syukur dan taat pada Nya
Cimahi, 22 Agustus 2022
*Challenge 2 Kelas Tafkir Batch 4, Agustus- November 2022
Guru mapel PKN Geografi dan Tsaqofah
STP SD Khoiru Ummah Cimahi
Guru Mapel B.Indonesia MTs ynuri Annamira
LAYAKKAH MANUSIA UNTUK SOMBONG?*
Oleh : Hera anggarawaty
Kita sering mendapati kenyataan di tengah masyarakat terkait kesombongan manusia. Dengan kesombongannya itu, manusia enggan untuk taat terhadap syariat Allah swt. Berbagai alasan yang dikemukakan manusia, yang berpangkal dari liarnya akal dalam memikirkan fakta yang tercerap oleh panca indra . Mengapa dikatakan liar? Sebab, sejatinya akal hanya mampu memikirkan hal-hal yang tertangkap panca indra, namun manusia juga menggunakannya untuk memikirkan hal-hal ghaib,.Padahal dalam proses memikirkan hal ghaib itu seharusnya dibimbing informasi yang benar berdasarkan wahyu. Namun, karena tidak dibimbing wahyu dan menjadikan akal sebagai satu-satunya sumber kebenaran mutlak seperti yang dianut pemikiran Barat, maka akal salah dalam memberi keputusan terhadap sesuatu.
Celakanya, pondasi pemikiran ala Barat ini diadopsi oleh sebagian umat Islam. Sehingga mengagumi peradaban barat hanya sekedar dari hal-hal yang sifatnya physically. Semisal keteraturan jadwal, ketertiban lalu lintas, kerapian dan kebersihan kota, budaya antri dan lain-lain, yang pada saat bersamaan jarang ditemukan di negri-negri mayoritas Muslim. Sehingga muncul pernyataan, kota-kota barat tersebut lebih islami dari kota-kota di negri Islam.
Padahal mestinya dipandang juga hal lain dari kondisi masyarakat Barat, sehingga terdapat ruang pandang yang menyeluruh terhadap peradaban Barat.
Lihatlah pola pergaulan masyarakat Barat yang mengagungkan faham kebebasan, sehingga muncul beraneka pergaulan yang rusak di tengah masyarakat Barat. Dan faham kebebasan ini justeru lahir dari keputusan hasil pemikiran mereka yang sekularistik. Suatu gambaran kesombongan manusia yang meniadakan peran Allah sebagai Pencipta dan Pengatur, sekalipun keberadaanNya masih diakui. Maka jika memandang sudut ini, tentulah peradaban Barat, sangat tidak islami.
Agar manusia tidak sombong dan rela tunduk sepenuhnya kepada Sang Pencipta, maka hal berikut penting untuk disadari dan dilakukan.
1.Pengamatan Fakta
Manusia sebagai makhluk yang berakal memang diperintah Allah untuk berfikir.Yakni, memaksimalkan penggunaan akalnya untuk memikirkan fakta-fakta yang terindra, untuk menemukan keberadaan Allah sebagai Pencipta.
Firman Allah swt, dalam QS. Ali Imran 190-191 :
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ . الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Artinya:
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.
Maka jika manusia mengamati alam semesta dan seisinya ini, lalu dilakukan proses berfikir, maka akan menemukan keberadaan Pencipta. Sebab, jika dikaitkan dengan kemampuan diri manusia yang tidak bisa menciptakan hal semisal, maka akan muncul kesadaran lemahnya dan tidak berdayanya manusia.
Semestinya sikap ini mengantarkan manusia pada ketundukkan kepada Allah swt yang telah menciptakan alam semesta dan seisinya.
Sejatinya manusia adalah mikrokosmos yang nyaris seperti debu di tengah luasnya langit dan bumi. Hal ini perlu disadari agar manusia semakin menyadari betapa tidak ada apa-apanya.
Manusia harus berlatih terus-menerus dalam mengamati dengan seluruh pancaindranya dan memikirkan alam semesta dengan akalnya, dengan dibimbing wahyu. Maka akan sampai pada hasil berfikir yang lurus dan benar dalam timbangan kebenaran dari Allah swt.
Jika mengamati proses penciptaan manusia oleh Allah swt, maka akan mendapati bahwa asal usul manusia adalah dari air yang hina. Yaitu dari air mani yang pada kenyataannya, merupakan sesuatu yang menjijikan. Maksudnya jika hal ini disadari, maka manusia bukanlah apa-apa.
Proses yang luar biasa dalam penciptaan manusia dari sesuatu yang hina dan menjijikan, kemudian berkembang tahap demi tahap menjadi sesosok makhluk dengan sebaik-baik bentuk yang indah dibandingkan makhluk lainnya, ditambah penganugrahan akal kepada manusia, telah menjadikan manusia semakin berbeda dan sangat istimewa dibandingkan makhluk lainnya. Sementara manusia tidak mampu melakukan proses yang sama dengan tangannya atau dengab kemampuannya yang terbatas sebagai makhluk. Mestinya hal ini lebih dari cukup untuk menghentikan kesombongan manusia, dan menjadikannya merunduk kepada Penciptanya.
2 Menundukkan Hawa Nafsu
Selain penciptaan manusia secara fisik, Allah swt juga menciptakan potensi hidup lainnya selain akal dalam diri manusia. Jika potensi akal ini tidak dibimbing wahyu dalam pemenuhannya, maka akan salah.
Gharizah baqo atau hawa nafsu menjadikan manusia muncul egonya.Jika tidak dibimbing dengan wahyu, kemunculan ego ini bisa salah kaprah.
Firman Allah swt dalam QS. Yusuf ayat 53 :
وَمَآ اُبَرِّئُ نَفْسِيْۚ اِنَّ النَّفْسَ لَاَمَّارَةٌ ۢ بِالسُّوْۤءِ اِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّيْۗ اِنَّ رَبِّيْ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
Artinya :
"Dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang"
Maka upaya untuk mengendalikan hawa nafsu sangat penting dalam memposisikan manusia agar hanya menghamba kepada Allah swt.
3. Mengambil Pelajaran dari Kelakuan Iblis
Kesombongan seringkali muncul karena godaan syetan dan iblis yang mencari teman untuk menemaninya di neraka. Hal ini kerap menjadi faktor lainnya yang memunculkan kesombongan dalam diri manusia.
Kisah kesombongan iblis yang melawan perintah Allah swt dan godaan setan terhadap nabi Adam dan Hawa juga kepada keturunannya untuk melawan perintah Allah dan terjerumus dalam kejahatan, harus dilawan. Juga diambil pelajaran dari kejadian itu agar manusia tidak terperosok pada kesalahan serupa. Manusia makhluk yang berakal, maka gunakan akal dalam bimbingan wahyuNya agar bisa mengambil pelajaran dari tingkah laku iblis ini. Bukankah manusia secara fitrah tidak mau disamakan dengan iblis?
Firman Allah swt dalam QS.Al-Araf ayat 175:
وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ الَّذِي آتَيْنَاهُ آيَاتِنَا فَانْسَلَخَ مِنْهَا فَأَتْبَعَهُ الشَّيْطَانُ فَكَانَ مِنَ الْغَاوِينَ
"Dan bacakanlah (Muhammad) kepada mereka, berita orang yang telah Kami berikan ayat-ayat Kami kepadanya, kemudian dia melepaskan diri dari ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh setan (sampai dia tergoda), maka jadilah dia termasuk orang yang sesat."
Maka segala macam bentuk godaan setan harus dilawan.
Sebagaimana Allah berfirman dalam Alquran surat Al-Araf ayat 200:
وَإِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ ۚ إِنَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
"Dan jika setan datang menggodamu, maka berlindunglah kepada Allah. Sungguh, Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui."
Akhir kata, sesungguhnya manusia adalah makhluk Allah swt, yang dengan kaaih sayangNya dan limpahan rizkiNya telah dilebihkan dari makhluk yang lainnya. Pada saat yang sama, ketika mengamati berbagai ciptaan Allah swt yang lainnya, dengan kemampuan akal yang sudah Allah swt anugrahkan, sehingga mampu berfikir, maka didapati bahwa kemampuan manusia sangat jauh dibansingkan kemampuan Allah Yang Maha Kuat lagi Maha Kuasa. Manusia lemah dan ttak berdaya, kecuali atas karunia Allah. Maka manusia tidak layak untuk sombong. Selayaknya manusia rela untuk tunduk sepenuhnya kepada Allah swt sebagai Pencipta sekaligus Pengatur Manusia dan seluruh alam ini. Maka melaksanakan seluruh aturan syari'atNya adalah konsekuensi logis bagi manusia. Wallahu'alam. 🌸
* Latihan 2 Kelas Tafkir Batch 4 Khoiru Ummah
Hera Anggarawaty
Guru mapel PKN Geografi dan Tsaqofah
STP SD Khoiru Ummah Cimahi
Guru mapel B.Indonesia MTs Yanuri Annamira
Pantun dengan Tema :
_AKU MANUSIA KEBANGETAN_
Oleh : Hera Anggarawaty
🌳Akasia ada di hutan
Dari lembah ditebang bambu gombong
Jadi manusia jangan kebangetan
Sudah lemah malah bertingkah sombong
🐺Pak Amat dikejar anjing menggonggong
Lalu istirahat di ujung desa
Tidak taat gambaran sombong
Hidupkan lalat kamu tak bisa
🍎 Bu Siti memanen tomat
Tomat diolah dengan alpukat
Lebih baik kita bertobat
Agar selamat dunia akherat
🐴Sekolah berkuda di Singaparna
Lutut terbentur di kandang kuda
Allah ciptakan manusia sempurna
Patut bersyukur kepada Pencipta
🍇 Mencari anggur di kebun pak Diman
Kursi pak Diman dijadikan tangga
Ciri syukur adalah iman
Realisasi iman adalah taqwa
🙏🏼🌸
Hera Anggarawaty
Guru dan ortu
STP SD Khoiru Ummah Cimahi
MTs Yanuri Annamira Cimahi
*Challenge 3 Kelas Tafkir Batch 4 Khoiru Ummah (September -November 2022)