Pindahan rumah memang heboh.Tiga minggu lalu masih dlm rangka beres2, sulungku ash shollih aa mush'ab (3th 10 bln) menemukn kartu bacanya.Dengan girang ditunjukkannya pd emaknya.."nih ma kartu aa ketemu!"
Lalu dibuka salah satu serinya, yg terdiri dari aneka gambar.Setiap gambar benda yg kebetulan kami miliki, sholihku berkomentar," ini emak punya ya, ada di dapur!" Begitu setiap melihat perabotan dapur yg terdapat pada gambar tersebut. Hingga sholihku menemukan gambar microwave. Sholihku sdh kenal dg gambar itu, tapi dia tahu emaknya ga punya. "Ini mah emak ga punya, ya mak", katanya.
"ya,"jawabku.
Sekitar 2 hari kemudian, sy dan aa mush'ab pergi mengaji ke rmh salah seorang teman, ruangan yg kami tuju melintasi ruang yang di salah satu sudutnya terletak microwave.Kata Aa mush'ab," itu yg ada di gambar aa!"
"Iya, " kataku agak berbisik, agar aa mush'ab tak terlalu heboh. Tp kemudian sholihku bertanya lebih pelan suaranya dari ungkapan seru yg tadi,"emak mau beli miklowef?"
Jawabku,"kalau emak perlu dan ada uangnya, emak mau beli. tapi kalau tidak perlu ga akan beli. Emak untuk saat ini belum perlu, jd ga akan beli.Kalau tante (pemilik rmh) memerlukan microwave makanya beliau punya."
"Oh,"kata sholihku...*semoga percakapan ini terkenang hingga sholihku dewasa, bhw kita membeli sesuatu kalau perlu sj. Mengikis pola konsumtif sejak dini :)
Seseorang pernah mengatakan membaca ibarat mengisi sebuah teko dengan air.Jika teko tersebut telah penuh, maka air akan mengalir melalui mulut teko tersebut, tertuangkan pada wadah lainnya, misalnya pada sebuah gelas. Nah, air yang mengalir dari mulut teko tersebut adalah tulisan yang dihasilkan dari membaca. Jadi Pustakawan mestilah dapat menulis. Minimal menuliskan kembali apa yang pernah dibacanya. Maka, Pustakawan menulis bukanlah hal mustahil. Bakat hanya 1 % saja, 99%nya adalah berlatih.